Membongkar 5 Mitos KPR yang Keliru!
Mitos KPR yang beredar dan memberikan label negatif sangat banyak, padahal KPR termasuk cara jual beli yang halal, khususnya jika mengajukan KPR Syariah. Hal itu membuat sebagian masyarakat enggan untuk melakukan pengajuan. Dampak fatalnya adalah banyak Milenial dan Gen Z pada usia produktif yang belum memiliki rumah.
Padahal, KPR merupakan salah satu solusi paling efektif untuk memiliki rumah impian dengan cepat. Memangnya, apa saja rumor yang beredar tentang KPR? Seperti apa faktanya? Yuk, bahas masing-masing mitos yang beredar tentang KPR lewat artikel berikut!
1. Gaji UMR Tidak Bisa KPR
Gaji sebatas UMR tidak bisa mengajukan pembiayaan properti merupakan mitos KPR yang pertama. Sering kali, gaji UMR menimbulkan pemikiran penghasilan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak akan sanggup membayar cicilan rumah. Padahal, faktanya tidak demikian.
Seseorang dengan gaji UMR, namun memiliki manajemen finansial bagus, tidak akan kesulitan menyisihkan pendapatan untuk membayar kredit properti. Apalagi jika riwayat kreditnya di instansi perbankan bersih (dari catatan tunggakan utang), persetujuan KPR akan mudah didapatkan.
2. Punya Gaji Besar Mudah Ambil KPR
Mitos KPR berikutnya adalah gaji yang besar menjadi jaminan pengajuan KPR akan mudah disetujui. Padahal, tidak demikian, karena pertimbangan tim analis dari instansi perbankan tidak sesederhana itu. Jumlah utang yang dimiliki, riwayat kredit, dan analisis kemampuan pembayaran, juga ikut mempengaruhi.
Bila gaji pemohon KPR besar, namun utangnya juga banyak, sedangkan nilai properti yang menjadi target juga tinggi, kemungkinan besar KPR tersebut tidak akan mendapat persetujuan. Sebab, tim analis khawatir pemohon berpotensi mengalami kredit macet di tengah proses angsuran.
3. Pengajuan KPR Lebih Mudah Jika Punya Banyak Pinjaman
Mitos yang satu ini juga tidak kalah aneh, karena justru semakin banyak pinjaman lain yang Anda miliki, semakin kecil kemungkinan pengajuan KPR mendapat persetujuan bank. Pasalnya, memiliki utang besar dan banyak justru menunjukkan manajemen finansial yang berantakan.
Maka, pihak analis tidak akan mengambil risiko untuk menerima pengajuan KPR, sebagaimana penjelasan sebelumnya, sebab hal itu berpotensi menghasilkan kredit macet. Bila kondisi tersebut sampai terjadi, pihak bank juga akan mengalami kerugian. Jadi, jelas poin ini 100% sebatas mitos KPR saja.
4. Harus Punya DP Besar
Siapa bilang persetujuan KPR bergantung pada kesanggupan pembayaran DP yang besar, apalagi harus berada di rekening instansi perbankan yang akan memberikan pendanaan? Betul, dengan terlebih dahulu menjadi nasabah dan memiliki simpanan dana cukup besar pada bank terkait, akan memudahkan pengawasan.
Namun, tidak serta merta pengajuan KPR jadi semulus jalan tol. Pasalnya, tim analis tetap akan menjadikan aspek 5C (Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral) sebagai bahan penilaian. Bila tidak memenuhi salah satu aspek saja, sudah pasti penolakan pengajuan yang Anda terima.
5. Tidak Bisa Pindah KPR ke Bank Lain
Berikutnya, ada mitos KPR bahwa pengalihan pembiayaan ke bank lain itu tidak memungkinkan. Faktanya, hal itu sangat bisa dilakukan. Bahkan, dengan metode crossing, alias bank konvensional ke bank syariah dan begitu juga sebaliknya.
Caranya, Anda wajib memenuhi semua persyaratan dokumen maupun lainnya sesuai permintaan instansi bank yang baru. Jadi, bank tersebut akan melunasi sisa tagihan KPR Anda kepada bank lama, sehingga selanjutnya Anda bisa membayar cicilan pada bank yang baru.
Patahkan Mitos KPR, Wujudkan Hunian Impian!
Tidak dapat dimungkiri bahwa banyak mitos KPR yang terlanjur beredar dan mengakar kuat di tengah masyarakat. Khususnya tentang keharusan memiliki gaji dan DP besar sebagai persyaratan tidak tertulis, agar pengajuan KPR memperoleh persetujuan. Padahal, faktanya tidak demikian.
Pengajuan KPR itu cukup mudah, asalkan Anda menyerahkan semua persyaratan sesuai ketentuan, memiliki riwayat kredit bagus, dan kestabilan finansial. Jadi, jangan ragu mengajukan KPR sekarang untuk mewujudkan hunian impian. Salah satu rekomendasi properti terbaik adalah cluster dari Serpong Natura City.
Anda bisa mengecek berbagai tipe huniannya melalui website resmi Serpong Natura City. Banyak pilihan hunian minimalis yang elegan dan eksklusif dengan harga di bawah Rp1 miliar rupiah. Selain itu, semua unit juga pasti bisa dibeli melalui KPR. Tunggu apalagi?